Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Tumbuhan Tomat
PENGARUH
INTENSITAS CAHAYA TERHADAP
TUMBUHAN TOMAT
DI
S
U
S
U
N
OLEH
·
AMAL FAUZAN
·
NURUL IZZAH SYAM
·
NURUL AFIYAH SUAEB
·
ST. KHADIJAH
KELAS X MIA 4
SMA NEGERI 1 BAJENG
TP 2014/2015
\
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup
didunia. Bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil, cahaya matahari sangat
menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan
untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Cahaya merupakan
faktor penting terhadap berlangsungnya fotosintesis, sementara fotosintesis
merupakan proses yang menjadi kunci dapat berlangsungnya proses metabolisme
yang lain di dalam tanaman. Sebagaimana firman Alloh dalam surat Al-Isro’ ayat
12:
وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ
وَالنَّهَارَ آيَتَيْنِ ۖ فَمَحَوْنَا آيَةَ اللَّيْلِ وَجَعَلْنَا آيَةَ
النَّهَارِ مُبْصِرَةً لِتَبْتَغُوا فَضْلًا مِنْ رَبِّكُمْ وَلِتَعْلَمُوا عَدَدَ
السِّنِينَ وَالْحِسَابَ ۚ وَكُلَّ شَيْءٍ فَصَّلْنَاهُ تَفْصِيلًا
Artinya: “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua
tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang,
agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui bilangan
tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan
jelas.”
Allah menjadikan salah satu sifat
malam yaitu gelap, dan sifat siang yaitu terang. Allah menghapus tanda malam
dan menetapkan tanda siang dengan terang benderang untuk memberi cahaya pada
kehidupan makhluk hidup. Pada tumbuhan, cahaya ini dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembentukan energy sehingga dapat tumbuh dengan baik.
Untuk mendapatkan hasil tanaman
tomat yang baik maka penanaman dan perawatan tomat harus sesuai dengan
syarat-syarat yang memenuhi syarat tumbuh tanaman tomat. Cahaya matahari dengan
intensitas tinggi biasanya mampu membuat tanaman layu bahkan mati. Namun tidak
jarang juga tanaman yang tumbuh subur karena intensitas cahaya matahari yang
tinggi.
Tanaman tomat dipilih sebagai objek
penelitian ini karena tanaman tomat merupakan tanaman yang mudah perawatan dan
tahan terhadap snar matahari.Oleh karena itu, untuk mengetahui manfaat dari
cahaya matahari dengan intensitas tinggi maka dirasa perlu diadakan penelitian
tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman.
Rumusan
masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apa
pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman tomat?
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman
tomat
2. Untuk
mengetahui intensitas cahaya matahari yang baik untuk pertumbuhan tanaman
tomat.
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penulisan laporan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang biologi, yaitu tentang
pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman khususnya pada
tanaman tomat. Selain itu, hasil penelitian ini akan memberi pengetahuan
tentang intensitas cahaya matahari yang baik untuk pertumbuhan tomat.
1.5 Batasan Penelitian
1.5.1 Sampel
Tanaman
tomat
1.5.2
Perlakuan
Tanaman
tomat diberi pengaruh dari intensitas cahaya matahari
1.5.3 Metode
Membandingkan
pertumbuhan tanaman tomat dengan intensitas cahaya matahari rendah, sedang, dan
tinggi.
1.5.4
Parameter
1. Tinggi
batang tanaman tomat
2. Jumlah
daun tanaman tomat
2.1 Sinar Matahari
Sinar matahari memberikan berbagai
pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, selain menyediakan sumber energi untuk
fotosintesis. Ketiadaan sinar akan mempengaruhi status fisiologi jaringan
tanaman. Kandungan karbohidrat akan berkurang pada intersitas cahaya rendah
atau gelap. Perubahan pada level hormon endogenis atau komponen fisiologis
lainnya dapat dipengaruhi oleh perubahan intensitas cahaya, durasi, atau
kualitas cahaya. Pengaruh ini mungkin terjadi pada tanaman tetua atau kultur
pada tahap tertentu(Yuliarti, 2010).
a. Pengaruh teriknya / kerasnya sinar matahari
Setiap tanaman berbeda-beda
pengaruhnya terhadap kerasnya sinar matahari; ada tanaman yang tumbuh lebih
baik pada tempatyang terbuka, sebaliknya ada beberapa tanaman yang tumbuh
lebih baik pada tempat yang memakai peneduh atau tempat yang teduh(AAK,1983).
b. Pengaruh lama atau panjang sinar matahari terhadap tanaman
Pengaruh lamanya sinar matahari
terhadap tanaman disebut Foto-periodisme. lingkaran perkembangan tanaman
sehari-hari dipengaruhi oleh lama atau panjangnya penyinaran; lamanya penyinaran
di daerah tropis setiap hari tetap sama hanya pada musim-musim penghujan karena
sering terjadi mendung maka panjangnya penyinaran sering berkurang, tetapi
dimusim kemarau karena hampir tidak ada mendung maka panjangnya dapat dikatakan
hampir sama, sehingga praktis efeknya sama bagi tanaman(AAK, 1983).
Cahaya matahari merupakan sumber
energi bagi proses fotosintesis. Serapan cahaya matahari oleh tajuk tanaman
merupakan faktor penting yang menentukan fotosintesis untuk menghasilkan
asimilat bagi pembentukan hasil akhir berupa biji(Indradewa, Kastono dan
soraya,2005).
Cahaya yang dapat dipergunakan untuk
fotosintesis adalah cahaya yang mempunyai panjang gelombang antara 400-700 nm.
Cahaya itu kemudian disebut sebagai radiasi aktif untuk fotosintesis(Photosyntethic
Active Radiation)(Purnomo 2005).
Cahaya matahari sangat diperlukan
dalam proses fisiologis tanaman untuk membentuk bagian vegetaif tanaman
(batang, cabang, dan daun) dan bagian generative (bunga, buah dan biji). Dalam
proses fisiologis, sinar matahari berfungsi sebagai sumber energi untuk
asimilasi. Kekurangan sinar matahari karena tertutup pohon atau awan (mendung)
pada musim hujan dapat menyebabkan tumbuhan memanjang (etiolasi), kurus, lemah,
dan pucat karena proses fotosintesis tidak berjalan dengan baik. Sebaliknya,
semakin besar energi sinar matahari yang diserap atau ditangkap oleh tamaman,
maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan hasil tanaman. (dengan
catatan; air, unsur-unsur hara, tenaga manusia dan lain-lainnya cukup tersedia)(Cahyono,2008).
Intensitas sinar matahari yang
diperlukan oleh tanaman tergantung pada fase pertumbuhan tanaman. Pada fase
perkecambahan, tanaman tomat memerlukan sinar matahari yang lemah. Oleh karena
itu, pada fase perkecambahan tanaman tomat memerlukan naungan karena sinar
matahari langsung dapat membakar bibit yang sedang tumbuh. Laju fotosintesis
ini berbanding lurus dengan intensitas sinar matahari sampai kira-kira 1.200
foot candle(Cahyono,2008).
Kebutuhan sinar matahari sebagai
sumber energi fotosintesis yang tergantung pada lamanya penyinaran. Untuk
mendapatkan hasil yang baik tanaman tomat memerlukan penyinaran matahari
sepanjang hari ditempat yang terbuka (sekitar 8 jam per hari)(Cahyono,2008).
2.2 Tomat
Tomat termasuk tanaman sayuran dalam
family Solanaceae. Tanaman tomat banyak ditanam di dataran tinggi, dataran
sedang, atau dataran rendah. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang
berumur sekitar 4 bulan. Tanaman tomat dapat ditanam sepanjang tahun. Namun,
waktu yang paling baik untuk menanam tomat adalah musim kemarau yang dibantu
dengan penyiraman secukupnya. Kendala utama tanaman tomat adalah serangan hama
dan penyakit (Pracaya,1994).
2.2.1 Taksonomi
Tanama tomat termasuk family
Solanaceae atau nightshade dan marga (genus)Lycopersicon atau Lycopersicum yang
terdiri atas beberapa jenis (species). Marga ini dibagi dalam
dua submarga(subgenus) (Pracaya,1994).
1. Subgenus Eulycopersicon
Submarga Eulycopersicon mempunyai buah warna merah dan
enak dimakan (Pracaya,1994).
2. Submarga Eriopersicon
Submarga Eriopersicon mempunyai buah bewarna hijau dan
terdiri dari empat jenis, yaitu (Pracaya,1994):
a. Lycopersicon cheesmanii Riley
b. Lycopersicon glandulosum C.H. Muller
c. Lycopersicon peruvianum Mill
Dalam taksonomi tumbuhan, kedudukan tanaman tomat
diklasifikasikan menurut sistematka sebagai berikut(Pracaya,1994):
Divisi :
Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Anak
divis :
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Kelas :
Dicotyledonae (tumbuhanberbiji belah atau berkeping dua)
Ordo
(bangsa) : Solanales (Tubiflorae)
Family
(suku) : Solanaceae
Genus
(marga) : Lycopersicon (Lycoperisicum)
Spesies
(jenis) : Lycopesicon
esculentum Mill
2.2.2 Morfologi
Tanaman omat dalah tanaman semusim (annual)
yang berbentuk herba dengan ketinggian 70 cm – 200 cm, tergantung varietasnya.
Pada wakyu masih rendah tanaman masih bisa berdiri tegak, tetapi seyelah tumbuh
tinggi dan keluar cabang-cabang yang menyebar, sehingga tidak dapat menahan
beratnya, tanaman roboh dan tumbuh menjalar. Morfologi tanaman tomat secara
umum terdiri atas batang, daun, bunga, buah, dan biji (Pracaya,1994).
1. Batang
Batang dan daun berbulu kasar,
mempunyai kelenjar yang dapat mengeluarkan bau kuat yang khas. Percabangan
batang bagian bawah bertipe monopodial atau batang pokok masih
kelihatan jelas dan lebih besar daripada cabangnya. Adapun batang bagian atas
percabangannya bertipe simpodial, atau cbatang pokok sukar
ditentukan/kurang jelas, karena perkembangan cabangnya lebih baik daripada
batang (Pracaya,1994).
Batang pokok tanaman tomat dapat
tumbuh terus, tetapi ada juga yang pertumbuhannya terhenti setelah rangkaian
bunga tumbuh. Selanjutnya, tumbuh tunas diketiak daun yang akan menjadi cabang
dan pada perkembangan lebih lanjut mrnjadi seperti batang pokok. Setelah
beberapa ruas, pertumbuhan tehenti dan dilanjutkan tunas dari ketiak daun lain.
Pecabangan yang demikian disebut simpodial (Pracaya,1994).
2. Daun
Daun terletak dalam spiral yang
teratur dengan phyllotaxy 2/5, dan merupakan daun majemuk yang
menyirip gasal (mparipinnatus). Pada tanaman tomat varietas grandifolium,panjang
daun antara 15 cm – 30 cm, dan lebar daun antara 10cm- 25cm, dengan tangkai
daun sepanjang 3 cm - 6 cm. jumlah sirip daun besar antara 7-9 yang terletak
berhadapan atan bergantian, sedikit menggulung, dengan panjang antara 5 – 10
cm, serta bergerigi tidak teratur. Diantara sirip besar ada sirip kecil. Selain
itu, sirip besar ada yang bersirip lagi atau bersirip ganda (bipinnatus).
3. Bunga
Rangkaian bunga (bunga majemuk)
terdiri dari 4 – 14 bunga. Rangkaian bunga terletak diantaraa buku, pada ruas,
atau ujung batang atau cabang. Bunga tomat merupakan bunga banci (hermaphrodite)
dengan garis tengah ± 1 cm. letak bunga menggantung.
Bunga tomat melakukan penyerbukan
sendiri atau bersilang. Penyerbukan bersilang dibantu lebah dan lebih banyak
terjadi di daerah tropic daripada di daerah beriklim sedang. Tepung sari yang
telah melekat pada kepala putik pertumbuhannya lambat. Adapun pembuahan terjadi
di daerah ± 50 jam setelah penyerbukan. Penyerbukan dan pembuahan yang terbaik
berlangsung pada temperatur ± 21ºC.
4. Buah
Untuk membuat buah tanpa biji dapat
dilakukan dengan cara pemberian hormone bila tidak terjadi penyerbukan.
Misalnya IAA (Indole-3-Asetic Acid) yang dapat merangsang terbentuknya
buah tanpa biji (parthenocarpi).
Pada waktu masih muda buah berwarna
hijau dan berbulu. Selanjutnya, bila sudah masak kulit buah menjadi mengilap
dan berwarna merah atau kuning. Bentuk buah, antara lain bulat, bulat serta
datar pada pangkal atau ujungnya, bulat panjang, bulat halus, bulat beralur,
dan tidak teratur.
5. Biji
Biji tomat berukuran kecil, dengan
lebih 2mm – 4mm dan panjang 3mm - 5 mm. biji berbentuk sseperti ginjal, ringan,
berbulu, dan berwarna cokelat muda. Setiap gran mengandung 200 – 500 biji,
tergantung varietasnya.
2.2.3 Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh tanaman tomat yang meliputi keadaan
iklim dan keadaan tanah diuraikan sebagai berikut(Pitoyo, 2005).
A. Iklim
Iklim merupakan salah satu faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap produksi benih tomat. Beberapa faktor
iklim tersebut adalah cahaya matahari, suhu udara, curah hujan dan angin.
Keterkaitan masing-masing faktor tersebut terhadap kehidupan tanaman tomat
diuraikan sebagai berikut (Pitoyo, 2005).
1. Cahaya matahari. Sinar ultraviolet dari matahari berperan dalam
proses fotosintesis. Selain itu, cahaya matahari berpengaruh terhadap
pertumbuhan, perkembangan, serta pembuahan. Tanaman tomat termasuk kelompok
tanaman berhari netral yang memerlukan penyinaran matahari minimal selama
delapan jam per hari. Di samping itu, tanaman ini akan timbul dengan baik di
daerah yang memperoleh intensitas cahaya tinggi, baik di daerah subtropis
maupun tropis.
2. Suhu udara. Suhu udara berpengaruh terhadap pertumbuhan
vegetative maupun generative. Suhu malam yang rendah dapat menimbulkan
rangsangan pembentukan primordial bunga pada tanaman yang berasal dari daerah
subtropics. Selama masa pertumbuhannya, tanaman tomat menghaendaki suhu udara
siang hari 24ºC. Kisaran suhu udara yang ideal dan berpengaruh baik terhadap
warna buah tomat adalah 24ºC - 28ºC.
3. Curah hujan. Tanaman tomat pada fase vegetative memerlukan curah
hujan yang cukup. Sebaliknya, pada masa generative memerlukan curah hujan yang
sedikit,curah hujan yang ideal selama pertumbuhan tanaman tomat berkisar anyara
750 – 1250 mm per tahun.
4. Angin. Tanaman tomat dapat tumbuh dengan hasil yang baik jika ditanam di
lahan terbuka pada musim yang tidak banyak hujan dan angin. Angin kencang
cenderung merugikan tanaman dari beberapa segi, antara lain mempercepat proses
penguapan air di lapisan tanah atas dan memacu evaporasi sehingga tanaman layu
dan buah rontok.
B. Tanah
Keadaan tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman tomat meliputi ketinggian tempat serta sifat-sifat fisika, kimia, dan
biologi tanah(Pitoyo, 2005).
1. Ketinggian tempat. Tanaman tomat daoat tumbuh dengan
baik di daerah dataran rendah hingga tinggi sampai ketinggian 1.250 m dpl. Di
Indonesia, tanaman tomat banyak dibudidayakan di daerah dengan ketinggian mulai
100 m dpl. Ketinggian tempat berkaitan erat dengan suhu udara siang dan malam
hari.
2. Sifat fisika tanah. Pada hakikatnya , tanamna tomat dapat ditanam
pada segala jenos tanah, mulai tanah pasir hingga tanah lempung. Namun
demikian, tanaman ini lebih sesuai hidup pada tanah yang gembur, berdrainase
dan beraerasi baik, seta mengandung banyak humus. Sifat fisika tanah yang
demikian antara lain terdapat pada tanah andosol, latosol, dan regosol.
3. Sifat kimia tanah. Hampir setiap tanaman dan tumbuh dengan baik
pada tanah yang bereaksi netral dengan kondisi pH antara 6,0-7,0. Beberapa
literature menyebutkan bahwa pH tanah untuk pertumbuhan tanaman tomat berkisar
antara 5-6.
4. Sifat biologi tanah. Kedaan biologis tanah maupun lingkungan daerah
yang akan dipergunakan untuk pertanaman tomat berpengaruh terhadap keberhasilan
penangkaran benih tomat. Populaasi serta frekuensi kehadiran serangga penyerbuk
sangat membantu keberhasilan perbenihantomat.
METODE
PENELITIAN
3.1 Waktu
dan Tempat
penelitian
tentang pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman tomat
dilaksanakan pada hari sabtu 20 April 2013 sampai 13 Mei 2013. Penelitian ini
dilaksanakan di Asrama putri ma’had Sunan Ampel Al’aly UIN Maliki Malang,
tepatnya di mabna Ummu Salamah. Untuk intensitas cahaya rendah
dilaksanakan di dalam kamar, untuk intensitas cahaya sedang dilaksanakan di depan
mabna, dan untuk intensitas cahaya tinggi dilaksanakan di balkon lantai 4 yaitu
tempat selalu terkena cahaya matahari.
Alat –alat
yang digunakan pada niniriset ini adalah sebagi berikut:
1. plastic
klip 1
Buah
2.
polybag 3
Buah
3.
mistar 1
Buah
4. alat
tulis dan
kertas
Bahan-bahan
yang digunakan pada miniriset ini adalah sebagai berikut:
1. media
tanam(pasir, tanah dan pupuk kompos)
2. biji
tomat
3. air
Langkah-langkah
dalam melaksanakan miniriset ini adalah sebagai berikut:
3.3.1
Penyemaian
1. Disiapkan
media untuk persemaian yang terdiri dari pasir dan pupuk masing-masing ½
plastic klip (plastik 1 kg)
2. Ditanam biji
tomat sebanyak 8 biji
3. Disiram
dengan air ½ gelas air mineral
Catatan:
persemaian dilakukan dengan intensitas cahaya rendah dengan diletakkan di baeah
meja dalam ruangan karena pada proses perkecambahan tidak memerlukan banyak
cahaya matahari
4. Ditunggu
selama 1 minggu
3.3.2 Pemindahan
1. Disiapkan media tanam yang terdiri dari pasir,
tanah, dan pupuk masing-masing ¾ plastic klip dalam 3 polybag yang berbeda
2. Dipilih 3 tanaman tomat yang sama
tingginya
3. Ditanam pada masing-masing polybag
4. Diletakkan polybag I ditempat yang intensitas
cahayanya rendah (dibawah meja dalam ruangan), polybag II di depan mabna dengan
beberapa jam naungan, polybag III dibalkon lantai 4 yaitu tempat yang selalu
terkena cahaya matahari tanpa ada naungan
5. Diberi masing-masing polybag perlakuan
yang sama selama 15 hari
6. Diamati pertumbuhan tinggi, banyak daun, dan warna
daun masing-masing tanaman setiap 3 hari sekali selama 15 hari
7. Dicatat dan dimasukkan pada tabel sebagai data
pengamatan.
kerangka penelitan pada peneltian ini adalah:
Tanaman
Tomat
Pertumbuhan
Dipengaruhi
oleh
Cahaya
|
Sedang
|
Tinggi
|
Rendah
|
Diamati
|
Tinggi tanaman
|
Warna daun
|
Banyak daun
|
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.1 Tinggi
tanaman pada masing- masing polybag
Table 1:
tinggi tanaman pada masing-masing tanaman
3 hari ke-
|
Polybag I (cm)
|
Polybag II (cm)
|
Polybag III (cm)
|
1
|
14
|
14
|
14
|
2
|
15,5
|
17
|
16
|
3
|
16
|
20
|
21.5
|
4
|
16
|
22,3
|
24
|
5
|
16
|
26,5
|
27,5
|
Rata-rata
|
15,5
|
19,96
|
20,6
|
4.1.2 Jumlah daun
pada masing- masing tanaman
Table 2:
Jumlah daun pada masing-masing tanaman
3 hari ke-
|
Polybag I
|
Polybag II
|
Polybag III
|
1
|
10
|
13
|
12
|
2
|
12
|
19
|
17
|
3
|
10
|
26
|
22
|
4
|
10
|
32
|
30
|
5
|
9
|
37
|
43
|
Rata-rata
|
10,2
|
25,4
|
26,4
|
4.2 Gambar hasil
penelitian
4.2.2 Gambar tanaman tomat dengan intensitas cahaya sedang (polybag
II) di depan mabna.
4.3 Pembahasan
Yuliarti (2010) menyatakan bahwa Sinar matahari
memberikan berbagai pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman, selain menyediakan
sumber energi untuk fotosintesis. Ketiadaan sinar akan mempengaruhi
status fisiologi jaringan tanaman.
Hasil pengamatan yang disajikan pada table 1 dan 2
menyatakan bahwa tinggi rendahnya intensitas cahaya matahari sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman. Tanaman tomat membutuhkan penyinaran matahari
yang cukup panjang sebagaimana pendapat Cahyono (2008) bahwa Untuk mendapatkan
hasil yang baik tanaman tomat memerlukan penyinaran matahari sepanjang hari
ditempat yang terbuka (sekitar 8 jam per hari). Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan melihat data hasil pengamatan, bahwa terdapat perbandingan kecepatan
pertumbuhan pada masing-masing tanaman.
Table 1 menunjukkan perbandingan pertumbuhan tanaman
tomat yaitu tinggi tanaman tomat dengan intensitas cahaya matahari yang berbeda
yaitu polybag I dengan intensitas cahaya rendah dibawah meja dalam ruangan.
Polybag II dengan intensitas cahaya sedang di depan mabna dan polybag III
dengan intensitas cahaya tinggi di balkon lantai 4 mabna. Masing-masing
rata-rata dari tinggi tanaman tomat adalah polybag I 15,5 cm, polybag II 19,96
cm, polybag III 20,6 cm.
Tanaman tomat pada polybag I bertambah hari
bertambah layu, batangnya menjadi kurus dan lentur meskipun dengan penyiraman
yang sama dengan polybag II dan III. Dari perbandingan tinggi tanaman ini dapat
diketahui bahwa intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman tomat sebagaimana pernyataan Cahyono (2008) bahwa semakin besar energi
sinar matahari yang diserap atau ditangkap oleh tamaman, maka semakin besar
pengaruhnya terhadap kenaikan hasil tanaman.
Table 2 menunjukkan perbandingan jumlah daun pada
masing-masing tanaman dengan intensitas cahaya sebagaimana table 1. Tanaman
pada polybag I dengan intensitas cahaya rendah rata-rata jumlah daunnya 10,2.
Pada polybag I (dengan intensitas cahaya rendah) jumlah daun berkurang karena
daun memucat dan jatuh. Daun menjadi pucat karena pembentukan klorofil tidak
berjalan dengan baik. Pada pembentukan klorofil memerlukan bantuan
cahaya matahari. Fungsi klorofil pada tanaman adalah menyerap energi dari sinar
matahati untuk digunakan dalam proses fotosintesis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat
(gula menjadi pati),dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari.
Pada polybag II rata-rata jumlah daunnya yaitu 25,4
dan 26,4 untuk rata-rata jumlah daun pada polybag III. Dari hasil perbandingan
tersebut dapat diketahui bahwa intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap
proses pembentukan tanaman tomat sebagaimana pernyataan Cahyono (2008) bahwa
cahaya matahari sangat diperlukan dalam proses fisiologis tanaman untuk
membentuk bagian vegetaif tanaman (batang, cabang, dan daun) dan bagian
generative (bunga, buah dan biji).
Hasil penelitian pada table 1 dan 2 menunjukkan bahwa
intensitas cahaya matahari tinggi adalah intensitas cahaya matahari yang paling
baik untuk pertumbuhan tanaman tomat, meskipun sedikit sekali perbedaannya
dengan hasil pada tanaman dengan intensitas cahaya sedang. Bila ditinjau dari
syarat tumbuh tanaman tomat, salah satu syaratnya adalah sinar
matahari dengan intensitas tinggi. Pitoyo (2005) menyatakan bahwa tanaman tomat
termasuk kelompok tanaman berhari netral yang memerlukan penyinaran matahari
minimal selama delapan jam per hari. Di samping itu, tanaman ini akan timbul
dengan baik di daerah yang memperoleh intensitas cahaya tinggi, baik di daerah
subtropis maupun tropis.
Perawatan atau perlakuan pada ketiga tanaman tomat ini
di buat sama yaitu penyiraman yang dilakukan setiap pagi hari dengan ukuran
yang sama yaitu 1 gelas air (gelas air mineral). Dengan periode penyiraman yang
sama antara polybag I, II, III, sesungguhnya polybag III lebih membutuhkan air
yang lebih banyak dibandingkan polybag I dan II. Hal ini dibuktikan pada
pengamatan pada polybag III media tanam lebih cepat kering karena lebih lama
mendapatkan sinar matahari yang akhirnya membuat tanaman menjadi cepat layu.
Hal ini menunjukkan bahwa lama penyinaran juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman
sebagaimana pernyataan AAK (1983) bahwa lingkaran perkembangan tanaman
sehari-hari dipengaruhi oleh lama atau panjangnya penyinaran, Pengaruh lamanya
sinar matahari terhadap tanaman disebut Foto-periodisme.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan
dari hasil penelitian ini adalah:
1. Intensitas cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat.
Tanpa cahaya matahari tanaman tomat tidak bisa tumbuh.
2. Intensitas cahaya matahari yang baik untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah
intensitas cahaya matahari tinggi. Pada penelitian ini yaitu tanaman yang
terletak di balkon lantai 4 dengan cahaya matahari penuh.
5.2 Saran
Untuk
penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan alat-alat yang mendukung sehingga
akan mendapat hasil yang lebih valid. Selain itu sebaiknya diadakan ulangan
untuk mendapat hasil yang lebih valid.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. (1983). Anthurium. yogyakarta :
kanisius.
Cahyono, B.
(2008). TOMAT, Usaha Tani Dan Penangana Pasca Panen. Yogyakarta:
Kanisius.
Indradewa,
D., Kastono, D., & Soraya, Y. (2005). Kemungkinan Peningkatan Hasil Jagung
Dengan Pemendekan Batang. Ilmu Pertanian , 12 (2),
117 - 124.
nurheti, y.
(2010). kultur jaringan skala rumah tangga. yogyakarta: ANDI.
Purnomo, D.
(2005). Tanggapan Vanrietas Tanaman Jagung Terhadap Irradiasi Rendah.Agrosains
, 7 (1), 86-93.
Pitoyo, Ir
Setijo .(2005). Penangkaran Benih Tomat. Yogyakarta: Kaniaius.
Pracaya, I.
(1994). Bertanam Tomat. Yogyakarta: Kanisius.
Lampiran
1. Gambar hasil penelitian
1.1 Gambar
tanaman dengan intensitas cahaya matahari rendah (dibawah meja dalam ruangan)
1.2 Gambar
tanaman dengan intensitas cahaya matahari sedang (di depan mabna)
1.3 Gambar
tanaman dengan intensitas cahaya matahari tinggi (di balkon lantai 4)
untuk gambarnya apakah ada kak
BalasHapus